Cara
Selawat kepada Nabi SAW dalam Sahih Bukhari
Allah
swt berfirman:
إِنَّ
اللَّهَ وَ مَلَئكتَهُ يُصلُّونَ عَلى
النَّبىِّ يَأَيهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
صلُّوا عَلَيْهِ وَ سلِّمُوا تَسلِيماً
“Sesungguhnya
Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi; wahai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepadanya dan ucapkan
salam kepadanya.” (Al-Ahzab/33: 56)
Ulama
dari kalangan mazhab Ahlul bait (sa) sepakat bahwa ayat ini
diturunkan untuk menegaskan hak Rasulullah saw dan Ahlul baitnya
(sa), yaitu perintah bershalawat kepada mereka dan cara bershalawat.
Ulama Ahlussunnah juga sepakat kecuali hanya beberapa penulis.
Cara
bershalawat
Dalam
shahih Bukhari, kitab doa, bab bershalawat kepada Nabi saw:
Abdurrahman
bin Abi Layli berkata: Ka’b bin Ujrah menemui aku lalu berkata:
Tidakkah kamu diberi hadiah? Nabi saw datang kepada kami, lalu kami
berkata: Ya Rasulallah, engkau telah mengajari kami cara mengucapkan
salam kepadamu, lalu bagaimana cara bershalawat kepadamu? Beliau
menjawab: Kalian ucapkan:
اللهمّ
صلِّ على محمّد وعلى آل محمّد، كما صلّيت
على آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللّهمّ
بارك على محمّد وعلى آل محمّد، كما باركت
على إبراهيم إنك حميد مجيد
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
sebagaimana Kau sampaikan shalawat kepada keluarga Ibrahim,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah, berkahi
Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berkahi Ibrahim,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.
Dalam
Shihih Bukhari, kitab tafsir, bab ayat ini:
Abu
Said Al-Khudri berkata, kami berkata: Ya Rasulallah, ini adalah cara
mengucapkan salam kepadamu, lalu bagaimana cara bershalawat kepadamu?
Beliau menjawab: kalian ucapkan:
اللّهمّ
صلّ على محمّد عبدك ورسولك كما صلّيت على
آل إبراهيم، وبارك على محمّد
وعلى
آل محمّد كما باركت على إبراهيم
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad hamba-Mu dan Rasul-Mu
sebagaimana Engkau sampaikan shalawat kepada keluarga Ibrahim, dan
berkahi Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berkahi
Ibrahim.
Shahih
Muslim, kitab shalawat kepada Nabi saw sesudah tasyahhud:
Abu
Mas’ud Al-Anshari berkata: Rasulullah saw pernah mendatangi kami
ketika kami berada di majlis Sa’d bin Ubadah. Kemudian Basyir bin
Sa’d berkata kepadanya: Allah Azza wa Jalla memerintahkan pada kami
agar bershalawat kepadamu ya Rasulallah, lalu bagaimana cara kami
bershalawat kepadamu? Lalu beliau diam sepertinya beliau menghendaki
kami tidak bertanya tentang hal itu. Kemudian beliau bersabda: Kalian
ucapkan:
اللّهم
صلّ على محمّد وعلى آل محمّد كما صليت على
آل إبراهم، وبارك على محمّد وعلى آل محمّد
كما باركت على آل إبراهيم في العالمين
إنك حميدٌ مجيد
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
sebagaimana Kau sampaikan shalawat kepada keluarga Ibrahim, dan
berkahi Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berkahi
keluarga Ibrahim di alam semesta, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji
dan Maha Mulia.
Sunan
An-Nasa’i 1/190, bab 52, hadis ke 1289:
Musa
bin Thalhah dari ayahnya, ia berkata: kami berkata, ya Rasulallah,
bagaimana cara bershalawat kepadamu? Beliau menjawab: Kalian ucapkan:
اللّهمّ
صلِّ على محمّد وعلى آل محمّد كما صلّيت
على إبراهيم وآل إبراهيم إنك حميد مجيد
، وبارك على محمّد وعلى آل محمّد كما باركت
على إبراهيم وآل إبراهيم إنك حميد مجيد
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
sebagaimana Kau sampaikan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga
Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia; berkahi
Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berkahi Ibrahim dan
keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.
Sunan
An-Nasa’i 1: 190, bab 52, hadis ke 1291:
Musa
bin Thalhah berkata, aku bertanya kepada Zaid bin Kharijah, ia
berkata, aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw. Kemudian beliau
bersabda: Bershalawatlah kalian kepadaku dan bersungguh-sungguhlah
kalian dalam berdoa, dan kalian ucapkan:
اللّهم
صلِّ على محمّد وعلى آل محمّد
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad.
Shahih
Ibnu Majah 65, kitab shalat, bab shalawat kepada Nabi saw, hadis ke
906:
Abdullah
bin Mas’ud berkata: Jika kalian bershalawat kepada Rasulullah saw,
hendaknya kalian memperbaiki shalawat kepadanya, karena kalian tidak
tahu kalau shalawat itu hukumnya wajib. Lalu dikatakan kepadanya:
ajarkan kepada kami (tentang cara bershalawat). Ia berkata: kalian
ucapkan:
اللهم
اجعل صلاتك ورحمتك وبركاتك على سيد
المرسلين.
اللّهم
صلّ على محمّد وعلى آل محمّد كما صلّيت
على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد
مجيد ، اللهم بارك على محمّد وعلى آل محمّد
كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم
إنك حميد مجيد
Ya
Allah, curahkan shalawat-Mu, rahmat-Mu dan keberkahan-Mu kepada
penghulu para Rasul. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan
keluarga Muhammad sebagaimana Kau sampaikan shalawat kepada Ibrahim
dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha
Mulia. Ya Allah, berkahi Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana
Engkau berkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji dan Maha Mulia.
Fathul
Bari 13: 441, kitab doa, bab 32, hadis ke 6358:
Abu
Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang
shalawat ini, pada hari kiamat aku akan menjadi saksi baginya dan
memberi syafaat padanya:
اللهم
صل على محمّد وعلى آل محمّد كما صليت على
إبراهيم وعلى آل إبراهيم ، وبارك على
محمّد وعلى آل محمّد كما باركت على إبراهيم
وعلى آل إبراهيم ، وترحم على محمّد وعلى
آل محمّد كما ترحمت على إبراهيم وعلى آل
إبراهيم
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
sebagaimana Kau sampaikan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga
Ibrahim, berkahi Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau
berkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sayangi Muhammad dan keluarga
Muhammad sebagaimana Engkau sayangi Ibrahim dan keluarga Ibrahim.
Muhammad
bin Idris Asy-Syafi’i meriwayatkan dalam Musnadnya:
Abu
Hurairah bertanya kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah, bagaimana
cara kami bershalawat kepadamu? Nabi saw menjawab: kalian ucapkan:
اللّهم
صل على محمد وآل محمد كما صليت على ابراهيم
وبارك على محمد وآل محمد كما باركت على
ابراهيم وآل ابراهيم، ثم تسلمون علي
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
sebagaimana Kau sampaikan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga
Ibrahim, dan berkahi Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Kau
berkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim; kemudian ucapkan salam
kepadaku. (Musnad, jilid 2, halaman 97).
Ash-Sha’iqul
Muhriqah, hlm 144:
Ibnu
Hajar meriwayatkan bahwa Ka’b bin Ujrah berkata: ketika ayat ini
turun kami bertanya kepada Rasulullah saw: Ya Rasulallah, kami telah
mengetahui cara mengucapkan salam kepadamu, tapi bagaimana cara
bershalawat kepadamu. Nabi saw menjawab: kalian ucapkan:
اللّهم
صل على محمد وآل محمد
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad.
Kemudian beliau bersabda: Janganlah kalian bershalawat kepadaku
dengan shalawat yang batra’ (puntung). Lalu para sahabat bertanya:
Apa shalawat yang batra’ itu. Beliau menjawab: Kalian hanya
mengucapkan:
اللّهم
صل على محمد
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad. Tetapi, hendaknya kalian
mengucapkan:
اللّهم
صل على محمد وآل محمد
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad.
Dalam
tafsirnya Al-Qurthubi menyebutkan beberapa riwayat bahwa ayat ini
adalah keharusan menyertakan Ahlul bait ketika bershalawat kepada
Nabi saw. (Al-Jami’ li-Ahkamil Qur’an 14: 233 dan 234).
Ibnul
Arabi Al-Andalusi Al-Maliki juga menyebutkan beberapa riwayat bahwa
ayat ini diturunkan untuk menegaskan hak Nabi saw dan keluarganya
yang suci (sa). (Ahkamul Qur’an 2: 84).
Jabir
(ra) berkata: Sekiranya kamu melakukan shalat dan tidak bershalawat
kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, maka aku tidak melihat
shalatnya diterima. (Dzakhairul Uqba:19).
Al-Qadhi
‘Iyadh meriwayatkan dalam Asy-Syifa’, dari Ibnu Mas’ud bahwa
Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang melakukan shalat dan dalam
shalatnya tidak membaca shalawat kepadaku dan Ahlul baitku, maka
shalatnya tidak diterima.” (Al-Ghadir 2: 303).
Ibnu
Hajar mengatakatan: Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi meriwayatkan bahwa
Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang melakukan shalat dan dalam
shalatnya tidak membaca shalawat kepadaku dan Ahlul baitku, maka
shalatnya tidak diterima.” (Ash-Shawaiqul Muhriqah: 139).
Ar-Razi
mengatakan: Doa untuk keluarga Nabi saw menunjukkan keagungan
kedudukan mereka, karena doa ini ditempatkan di akhir Tasyahhud dalam
shalat, yaitu: Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa âli Muhammad,
warham Muhammadan wa âla Muhammad (Ya Allah, sampaikan shalawat
kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan sayangi Muhammad dan
keluarga Muhammad). Pengagungan ini tidak akan didapatkan pada selain
keluarga Muhammad. Hal ini menunjukkan bahwa mencintai keluarga
Muhammad adalah wajib. Keagungan kedudukan Ahlul bait Nabi saw
terdapat dalam lima hal: Tasyahhud dalam shalat, salam, kesucian,
diharamkannya sedekah bagi mereka, dan kewajiban mencintai mereka.
(Tafsir Ar-Razi 7: 391).
Hadis-hadis
tersebut dan yang semakna juga terdapat dalam:
1.
Shahih Bukhari, jilid 6, halaman 12.
2. Asbabun Nuzul, Al-Wahidi,
halaman 271.
3. Ma’alim At-Tanzil, Al-Baghawi, catatan pinggir
Tafsir Al-Khazin, jilid 5, halaman 225.
4. Mustadrak Al-Hakim,
jilid 3, halaman 148.
5. Tafsir Fakhrur Razi, jilid 25, halaman
226.
6. Al-Hafizh Abu Na’im Al-Isfahani, Akhbar Isfahan, jilid
1, halaman 131.
7. Al-Hafizh Abu Bakar Al-Khathib, Tarikh Baghdad,
jilid 6, halaman 216.
8. Ibnu Abd Al-Birr Al-Andalusi, Tajrid
At-Tamhid, halaman 185.
9. Tafsir Ruh Al-Ma’ani, Al-Alusi, jilid
22, halaman 32.
10. Dzakhairul Uqba, Muhibuddin Ath-Thabari,
halaman 19.
11. Riyadhush Shalihin, An-Nawawi, halaman 455.
12.
Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3, halaman 506.
13. Tafsir Ath-Thabari,
jilid 22, halaman 27.
14. Tafsir Al-Khazin, jilid 5, halaman
226.
15. Ad-Durrul Mantsur, As-Suyuthi, jilid 5, halaman 215.
16.
Fathul Qadir, Asy-Syaukani, jilid 4, halaman 293.
Shalat
tidak akan diterima tanpa shalawat
Sunan
Al-Baihaqi 2: 379, kitab shalat, bab 471, hadis 3968:
Abu Mas’ud
berkata: Sekiranya aku melakukan shalat tanpa bershalawat kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad, niscaya aku memandang shalatku tidak
sempurna.
Dalam
Sunan Ad-Daruquthni 136, kitab shalat, bab kewajiban shalawat dalam
tasyahhud, hadis ke 6:
Ibnu
Mas’ud berkata bahwa Rasululah saw bersabda:
من
صلى صلاة لم يصل فيها عليّ ولا على أهل
بيتي لم تقبل منه
“Barangsiapa
yang melakukan shalat, dan di dalamnya tidak bershalawat kepada ku
dan Ahlul baitku, maka shalatnya tidak diterima.”
Dalam
Dzakhair Al-‘Uqba 19, bab Fadhail Ahlul bait (sa):
Jabir
berkata: Sekiranya aku melakukan shalat, dan di dalamnya aku tidak
bershalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, niscaya aku
memandang shalatku tidak diterima.
Dalam
Syarah Al-Mawahib halaman 7:
Imam
Syafi’i berkata:
يا
آل بيت رسول الله حبكم فرض من الله في
القرآن أنزله
كفا
كم من عظيم القدر انكم من لم يصل عليكم لا
صلاة له
Wahai
Ahlul bait Rasulullah,
mencintaimu diwajibkan oleh Allah dalam
Al-Qur’an yang diturunkan
Cukuplah
keagungan kedudukanmu
orang
yang tidak bershalawat kepadamu (dalam shalatnya)
shalatnya tidak
sah.
Perkataan
Imam Syafi’i tersebut juga terdapat dalam:
1.
Musnad Ahmad, jilid 6 halaman 323.
2. Ash-Shawaiqul Muhriqah, Ibnu
hajar, halaman 88.
3. Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn Al-Abshar,
Asy-Syablanji, halaman 104, bab 2 manaqib Al-Hasan dan Al-Husayn.
Doa
tidak akan diijabah tanpa shalawat
Dalam
Kanzul Ummal 1: 173, pasal 2 Adab Doa:
Tidak ada suatupun doa
kecuali ada hijab (penghalang) antara doa itu dan Allah sehingga
dibacakan shalawat. Ketika shalawat dibacakan, maka robeklah hijab
itu dan sampailah doa itu kepada Allah swt. Dan jika tidak dibacakan
shalawat, maka kembalilah doa itu.
Pernyataan ini diriwayatkan
oleh Ad-daylami dari Ali bin Abi Thalib (sa).
Dalam
Ash-Shawaiq Al-Muhriqah haaman 88:
Ad-Daylami
meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
الدعاء
محجوب حتى يُصلّى على محمّد وأهل بيته ،
اللّهم صلِّ على محمّد وآله
“Doa
itu akan terhijabi sehingga dibacakan shalawat kepada Muhammad dan
Ahlul baitnya, yaitu: Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan
keluarganya.”
Dalam
Faydh Al-Qadhir 5: 19, hadis ke 6303:
Ali
bin Abi Thalib (sa) berkata:
كل
دعاء محجوب حتى يُصلّى على محمّد وآل
محمّد
“Semua
doa akan terhalangi sehingga dibacakan shalawat kepada Muhammad dan
keluarga Muhammad.”
Al-Haitsami
mengatakan: Tokoh-tokoh hadis tersebut dapat dipercaya.
Al-Muttaqi
Al-Hindi juga menyebutkan dalam kitabnya Kanzul Ummal 1/314, mengutip
dari Ubaidillah bin Abi Hafsh
Al-‘Aysyi.
Abdul Qadir Ar-Rahawi menyebutkan dalam Al-Arbain, Ath-Thabrani dalam
Al-Kabir, Al-Baihaqi dalam Syu’b Al-Iman.
Dalam
Faydh Al-Qadir 3: 543:
Abu
Syaikh meriwayatkan Ali bin Abi Thalib (sa):
الدعاء
محجوب عن الله حتى يصلّى على محمّد وأهل
بيته
“Doa
itu akan terhijabi dari Allah sehingga dibacakan shalawat kepada
Muhammad dan Ahlul baitnya.”
Hadis
ini juga diriwayatkan Al-Baihaqi dari Asy-Sya’b, At-Tirmidzi dari
Ibnu Umar.
Dalam
Kanzul Ummal 1: 181:
Rasulullah
saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): Jika disedihkan oleh
suatu persoalan, maka bacalah:
اللّهم
احرسني بعينك التي لا تنام، واكنفني بكنفك
الذي لا يرام.
أسألك
أن تُصلّي على محمّد وعلى آل محمّد، وبك
أدرأ في نحور الأعداء والجبابرة
“Ya
Allah, jagalah daku dengan mata-Mu yang tak pernah tidur, dan jagalah
daku dengan benteng-Mu yang tak pernah hancur. Aku bermohon pada-Mu
sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dengan-Mu
aku berlindung dari permusuhan musuh-musuhku dan orang-orang yang
sombong.”
Ali,
Fatimah, Hasan dan Husein (sa) adalah keluarga Nabi saw
Dalam
Musnad Ahmad 6: 324, hadis ke 26206:
Ummu
Salam berkata bahwa Rasulullah saw bersabda kepada Fatimah (sa):
“Bawalah kepadaku suamimu dan kedua anakmu.” Kemudian Fatimah
(sa) bersama mereka datang kepada Nabi saw. Lalu beliau memayungi
mereka dengan kain kisa’ dan meletakkan tangannya pada mereka, lalu
bersabda:
اللّهم
إن هؤلاء آل محمّد ، فاجعل صلواتك وبركاتك
على محمّد وعلى آل محمّد إنّك حميد مجيد
“Ya
Allah, sesungguhnya mereka adalah keluarga Muhammad, curahkan
shalawat-Mu dan keberkahan-Mu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.”
Ummu
Salamah berkata: Kemudian aku mengangkat kain kisa’ itu untuk
berkumpul bersama mereka, kemudian Nabi saw menarik kain kisa’ itu
(melarang masuk ke dalam kain kisa’) dan bersabda: “Engkau adalah
orang yang baik.”
Dalam
Mustadrak Al-Hakim 3: 147, kitab ma’rifah Shahabah:
Abdullah
bin Ja’far bin Abi Thalib berkata: Ketika Rasulullah saw melihat
rahmat Allah turun, beliau bersabda: “Datangkan padaku, datangkan
padaku.” Shafiyah bertanya: Siapa yang Rasulallah? Beliau menjawab:
“Ahlul baitku, yaitu Ali, Fatimah, Al-Hasan dan Al-Husayn.” Lalu
mereka datang kepada Nabi saw, kemudian beliau memayungi mereka
dengan kain kisa’, kemudian berdoa dengan mengangkat tangannya:
اللّهمّ
هؤلاء آلي ، فصلِّ على محمّد وعلى آل محمّد
“Ya
Allah, mereka adalah keluargaku, curahkan shalawat kepada Muhammad
dan keluarga Muhammad.” Kemudian Allah Azza wa jalla menurunkan
surat Al-Ahzab: 33.
Al-Hakim
mengatakan hadis ini shahih menurut persyaratan Bukhari dan Muslim.
Hadis
ini dan yang semakna juga terdapat dalam:
1. Kanzul Ummal,
Al-Muttaqi Al-Hindi, jilid 7 halaman 103, bab Fadhail Ahlul bait,
hadis ke 37629.
2.
Musykil Al-Atsar, Ath-Thahawi, jilid 1 halaman 334.
3. Tafsir
Ad-Durrul Mantsur, tentang surat Al-Ahzab: 33.
4. Musnad Ahmad,
jilid 6 halaman 296.
5. Majma’ Az-Zawaid, Al-Haitsami, jilid 9
halaman 167, bab keutamaan Ahlul bait (sa).
Larangan
shalawat batra’ (terputus)
Shalawat
ba’tra’ adalah shalawat yang tidak menyertakan keluarga Nabi saw
dalam bershalawat kepadanya.
Dalam
Ash-Shawaiq Al-Muhriqah 87, bab 11:
Ibnu Hajar berkata bahwa Nabi
saw bersabda: “Janganlah kalian bershalawat kepadaku dengan
shalawat batra’.” Kemudian sahabat bertanya: Apakah shalawat
batra’ itu? Nabi saw menjawab: Kalian hanya mengucapkan:
اللّهم
صلِّ على محمّد
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad. Tetapi hendaknya kalian
mengucapkan:
اللّهم
صلّ على محمّد وعلى آل محمّد
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad.
Disini
terdapat hal yang mengherankan: Mengapa umumnya ummat Islam
bershalawat kepada Nabi saw dengan shalawat batra’ yaitu
Shallallahu ‘alayhi wa sallam (semoga Allah mencurahkan shalawat
dan salam kepada Muhammad). Padahal para ulama dan para imam ahli
hadis dari Ahlussunnah telah meriwayatkan hadis-hadis bahwa doa itu
tidak diijabah tanpa bershalawat kepada Muhammad dan keluarga
Muhammad, shalat tidak diterima tanpa bershalawat kepada Muhammad dan
keluarga Muhammad, cara bershalawat kepada Muhammad dan keluarga
Muhammad, dan hadis-hadis bahwa Nabi saw melarang bershalawat dengan
shalawat batra’ (yang terputus).
Wassalam
Dikutip
dari blog Syamsuri Rifai